Rappelling merupakan teknik menuruni bidang vertikal seperti tebing atau pohon menggunakan tali dan alat pengaman. Pada kegiatan ini, peserta dilatih menuruni pohon tinggi dengan aman, didampingi oleh pelatih di setiap titik untuk memastikan prosedur keselamatan dijalankan secara ketat.
Sebelum praktik dilakukan, Kak Dadi memberikan pembekalan materi tentang alat-alat yang digunakan, seperti carabiner, harness, figure eight, serta pentingnya mengecek simpul dan posisi tubuh saat melakukan rappelling.
“Rappelling bukan sekadar keberanian, tetapi juga tentang kontrol diri, fokus, dan percaya pada tim. Setiap langkah harus tenang dan terukur,” tegas Kak Dadi saat memberikan pengarahan.
Peserta kemudian diberi giliran untuk mencoba. Satu per satu, mereka memanjat pangkal pohon menggunakan tangga tambang, lalu mulai menuruni batang pohon dengan teknik menggantung di tali, mengandalkan kekuatan tangan dan kaki, serta keberanian untuk menjaga keseimbangan.
Meski beberapa peserta awalnya tampak gugup, namun dengan semangat dan sorakan dari teman-teman regu, mereka berhasil melewati tantangan ini. Banyak peserta mengaku kegiatan ini menjadi pengalaman tak terlupakan dan membanggakan selama mengikuti Perkemahan Wira Muda.
“Awalnya takut, tapi setelah turun, rasanya bangga banget bisa mengalahkan rasa ragu,” ujar salah satu peserta dari Regu Garuda.
Kegiatan mountaineering dengan rappelling ini menjadi bukti bahwa Perkemahan Wira Muda 2025 bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga media pembentukan karakter, ketangguhan mental, dan keberanian menghadapi tantangan.
Dengan tetap mengutamakan keselamatan dan edukasi, kegiatan ini menjadi salah satu sesi favorit yang membekas di hati para peserta.
Salam Pramuka!
0 $type={blogger} :
Posting Komentar